Kamis, 24 Juli 2008

APLIKASI GIS DALAM KURIKULUM SMP

APLIKASI GIS DALAM KURIKULUM SMP

I. Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mempengaruhi perkembangan perekonomian. Perkembangan ini akan menimbulkan konsekuensi terhadap kebutuhan dan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan, termasuk prasarana pendidikan. Kebutuhan memperoleh pendidikan sama dengan kebutuhan pangan, sandang dan perumahan, bahkan diantaranya ada yang mengesampingkan kebutuhan pangan, sandang dan perumahan demi pendidikan. Dengan pendidikan bermutu diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Upaya pemerintah menjawab tantangan pengembangan kualitas sumber daya manusia adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan kunci dalam penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil atau gagalnya pembangunan. ( Sobri, 2006 : 33 ), Pendidikan yang baik diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM. Pendidikan yang baik dapat dipandang sebagai upaya pemberdayaan atau empowerment terhadap tiga macam kemampuan, yaitu power to, power-with dan power-within (Sastraprateja dalam Widiastono, 2004). Konsep pemberdayaan memandang bahwa peserta didik adalah subyek yang memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan melalui pendidikan, tentu saja dengan pendidikan bermutu.
Dalam perspektif global, berbagai bangsa telah mengembangkan knowledge based economy (KBE), yang mempersyaratkan dukungan manusia berkualitas. Pendidikan mutlak diperlukan guna menopang pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan – education for knowledge economy (EKE). Ketersediaan manusia bermutu yang menguasai iptek sangat menentukan kemampuan bangsa dalam memasuki kompetensi global dan ekonomi pasar bebas yang menuntut daya saing tinggi (Depdiknas, 2005).
Perkembangan teknologi di bidang komputer grafik, basisdata, teknologi informasi dan teknologi satelit inderaja dapat diaplikasikan guna pengembangan KBE maupun EKE. Geographic information system (GIS) merupakan suatu sistem informasi geografis (SIG) yang mampu memberikan solusi untuk kepentingan tersebut. Pemanfaatan information and communication technology (ICT) yang diprogramkan Depdiknas untuk berbagai sekolah di Indonesia dapat disinergikan dengan pemanfaatan GIS.
Permasalahannya adalah bagaimana aplikasi GIS di bidang pendidikan, khususnya apabila didesain sebagai bahan dan pengalaman belajar dalam suatu kurikulum.

II. Aplikasi GIS dalam Kurikulum SMP
1. Aplikasi GIS
GIS merupakan suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial (Prahasta, 2004). Lebih lengkap dikemukakan oleh Yue-Hong Chou dalam buku Exploring Spatial Analysis in Geographic Information System halaman 2 menyebutkan GIS is an organized collection of computer hardware, software, geographic data, and personal designed to officiently capture, store, update, manipulate analyze, and display all forms of geographically referenced information. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis disertai gambar-gambar petanya (Scomptec, 2005). Kemampuan tersebut membuat GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya berharga bagi organisasi maupun perseorangan untuk memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan kejadian dan perencanaan strategis lainnya.
Aplikasi GIS dalam menangani berbagai bidang permasalahan manusia dapat digambarkan dengan berbagai contoh sebagai berikut :
Ø Dalam bidang perencanaan dapat digunakan untuk perencanaan kawasan pemukiman, perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan lokasi infrastruktur, perencanaan lokasi industri, perencanaan pusat layanan umum, dan sebagainya.
Ø Dalam bidang kependudukan dapat digunakan untuk penyusunan data pokok kependudukan, analisis sosial ekonomi masyarakat, sistem informasi pemilihan umum, sistem informasi jaring pengaman sosial, dan sebagainya.
Ø Dalam bidang transportasi dapat digunakan untuk menyusun data pokok transportasi, inventarisasi jaringan transportasi, analisis rute transportasi, analisis lokasi rawan kecelakaan, analisis lokasi rawan kemacetan, analisis lokasi rawan bencana, dan sebagainya.
Ø Dalam bidang ekonomi dapat digunakan untuk menentukan lokasi bisnis yang prospektif untuk pasar swalayan, bank, mall, mesin ATM, ruang pamer, gudang, perkantoran, agen, distributor, pabrik, daerah operasi pemasaran, dan sebagainya.
Ø Dalam bidang lingkungan dapat digunakan untuk pemantauan pencemaran air, pemantauan hutan lindung dan suaka margasatwa, analisis pengendapan lumpur / sedimen, pemodelan pencemaran udara, dan sebagainya.
Ø Dalam bidang utility dapat digunakan untuk inventarisasi dan manajemen jaringan pipa air minum, sistem informasi pelanggan perusahaan air minum, sistem informasi jaringan kabel bawah tanah / bawah laut, sistem jaringan gas, listrik, telepon dan sebagainya.
Ø Dalam bidang telekomunikasi dapat digunakan untuk inventarisasi jaringan telekomunikasi, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan pemeliharaan dan analisis jaringan telekomunikasi, sistem informasi fasilitas umum seperti warnet, wartel, dan sejenisnya.
Ø Dalam bidang pendidikan dapat digunakan untuk kegiatan yang cukup luas baik dari aspek perencanaan, operasionalisasi kegiatan maupun monitoring dan evaluasi.
Kegiatan perencanaan di bidang pendidikan yang dapat dilakukan dengan bantuan GIS antara lain :
- Penyusunan rencana strategis Depdiknas maupun Dinas Pendidikan,
- Penentuan lokasi pembangunan TK, SD, SMP, SMA maupun SMK,
- Penentuan lokasi fasilitas penunjang sekolah, antara lain perpustakaan

- umum, pusat kegiatan guru, lembaga diklat, bengkel latihan kerja, pusat pengembangan budaya, lokasi ajang kreatifitas siswa, dan sebagainya.
- Penentuan lokasi pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), antara lain taman bacaan masyarakat (TBM), lokasi kelompok belajar paket A, B, dan C, lokasi kelompok belajar usaha (KBU), dan sebagainya.
Operasionalisasi kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan dengan bantuan GIS antara lain :
- Sistem informasi pendidikan yang dapat diakses setiap saat sesuai kebutuhan,
- Proses pembelajaran yang membutuhkan dukungan sistem informasi geografis, seperti peta wilayah propinsi, kabupaten, kota, kawasan pertanian, kawasan suaka margasatwa, kawasan kegiatan ekonomi, kepadatan penduduk, dan sebagainya.
- Pembuatan alat peraga pembelajaran yang berkaitan dengan sistem informasi geografis,
- Pengenalan, pemahanan dan pengembangan GIS dan ICT oleh para guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dan sebagainya.
Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dapat menggunakan bantuan GIS antara lain :
- untuk mengetahui penyebaran lokasi sekolah rintisan, berstandar nasional maupun yang telah berstandar internasional.
- Untuk menentukan dan mempelajari daerah binaan oleh para pengawas dan supervisor pendidikan.
- Untuk mengevaluasi pengembangan potensi lokal yang telah dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, dan sebagainya.

2. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Secara umum, MBS dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengembalian keputusan partisipatif, yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah, untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Alasan diterapkannya MBS antara lain adalah :
Ø Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga ia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya.
Ø Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan idayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
Ø Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
Ø Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
Ø Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
Ø Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.
Ø Sekolah dapat secara tepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah secara cepat.

3. MBS dan Kurikulum SMP
Apabila esensi MBS adalah otonomi sekolah (kemandirian sekolah) dan pengambilan keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah, maka kurikulum SMP yang dikenal sebagai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan pelaksanaan MBS dalam konteks proses belajar dan pembelajaran di sekolah.
KTSP SMP dikembangkan berdsasarkan prinsip-prinsip:
Ø Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Ø Beragam dan terpadu.
Ø Tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni.
Ø Relevan dengan kebutuhan pendidikan.
Ø Menyeluruh dan berkesinambungan.
Ø Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Ø Belajar sepanjang hayat.
Ø Sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
Ø Dinamis terhadap perkembangan global.
Ø Sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.


4. Aplikasi GIS dalam Kurikulum SMP
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global hendaknya mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal untuk dibawa pada kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain yang semuanya diarahkan bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Peranan GIS tidak hanya diperlukan dalam mengiventarisasi lokasi potensi lokal, akan tetapi juga dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk :
Ø Desain bahan dan pengalaman belajar yang dapat diarahkan pada tinjauan aspek geografis.
Ø Pengenalan, pemahaman dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Ø Pengembangan pendidikan kecakapan hidup (life skill) melalui pendekatan broad-based education (BBE).
Apabila bahan dan pengalaman belajar dalam Kurikulum SMP yang berhubungan dengan tinjauan aspek geografis sudah didesain maka pengembangan iptek, life skill dan BBE secara otomatis akan mengikuti.
Alternatif desain bahan dan pengalaman belajar dalam Kurikulum SMP yang dapat memanfaatkan penggunaan GIS, dapat dicontohkan sebagai berikut




No
Mata Pelajaran
Kelas
Kompetensi Dasar
Bahan/Pengalaman Belajar yang Didesain dengan Penggunaan GIS
1
Matematika
Kelas VIII
Membuat sketsa grafik fungsi aljabar sederhana pada system koordinat Cartesius.
Membuat grafik dengan koordinat Cartesius.
2.
IPA
Kelas VII
Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.
Kepadatan Populasi manusia dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
3.
IPS
Kelas VII
Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan obyek geografi.
Kondisi geografis kabupaten dan propinsi dilihat dari kenampakan alamnya.
4.
IPS
Kelas VIII
Mendiskripsikan kondisi geografis dan penduduk.
Kondisi geografis Indonesia dilihat dari kenampakan alam dan pembagian waktunya.














III. Penutup

Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah tentang Aplikasi GIS dalam Kurikulum SMP adalah sebagai berikut:
Ø GIS dapat diaplikasikan untuk kepentingan pendidikan tidak hanya sebatas pada kegiatan perencanaan, monitoring dan evaluasi, akan tetapi dapat pula diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Ø Alternatif bahan dan pengalaman belajar yang dapat didesain dengan memanfaatkan GIS dapat selalu dikembangkan untuk semua mata pelajaran dan semua kelas dengan prinsip dari yang sederhana ke yang rumit, dan dari yang mudah ke yang sulit.
Ø Pemanfaatan GIS dalam proses pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik, meningkatkan motivasi, menghindarkan verbalisme sekaligus meningkatkan ketrampilan dasar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.


















DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Depdiknas Tahun 2005-2009. Jakarta : Depdiknas RI.
Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Hong Chou, Yue. 1997. Exploring Spatial Analysis in Geographic Information System. Santa Fe. Onword Press.
Prahasta, Eddy. 2003. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Informatika.
Sutikno, M. Sobry. 2006. Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. Mataram, NTP Press.
Widiastono, Tony D. ed. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.
http://www.scomtec.co.id/scmapgis.htm.